Rabu, 02 Desember 2015

Role or Real #4

Pagi yang indah, sang surya menampakan keindahannya dengan angkuh, sinarnya menyelinap melalu ventilasi udara dan sela antara gorden ku. Aku terbangun karena cahaya sang surya itu, aku segera mengucap sukur kepada sang pencipta langit dan bumi karena masih memperbolehkan aku menikmati berkah yang tiada habisnya. Aku membuka jendela kamarku untuk mengisi kamar ini dengan oksigen yang segar. Setelahnya aku bergegas untuk mandi dan membantu ibu untuk membuat sarapan, sambil mengisi waktu kosongku yang tidak tau harus aku isi apa.
Hari ini setidaknya aku cukup beruntung karena mami dan adik ku Titus berada dirumah dan bisa menyantap sarapan bersama denganku. Jarang sekali beliau memiliki waktu sengang dan bisa berkumpul, walaupun papi masih dinas di Surabaya, setidaknya aku senang dengan dengan berkat Tuhan yang indah ini.
“gimana kamu sama Rick” tiba-tiba mami membahas Rick, aku sempat tersedak mendengarnya.
“eh huk uhuk…. Ak aku sama Rick udah putus mam, sudah semingguan” jawabku lesu.
“loh kalian bukannya udah hampir 2tahun kok tiba-tiba putus? Kalian ada masalah sebelumnya?”
“tidak kok mam mungkin dia sudah menemukan titik jenuh sama aku mam”
“ya tapi tidak begitu caranya sayang, mami tau kamu masih sayang sekali sama Rick.”
Ini yang membuatku bangga terhadap mami ku, walaupun dia sibuk dengan kegiatannya sebagai business woman tapi dia tetap peduli dengan ku dengan keluarga.Dia selalu berusaha menjadi mami yang baik untuk aku dan Titus dan istri yang baik untuk papi.Perhatiannya selalu mengalir untuk keluarga.
“hmn sudahlah mam aku gak papa kok” aku berusaha memasang wajah tersenyum untu mami ku.
Setelah kami selesai sarapan aku segera memberskannya membantu ibu, walaupun sebenarnya ibu bisa melakukannya sendiri tapi mami ku selalu mendidikku untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Dan prinsip itu selalu aku pegang, ya hidup mandiri.Sekarang aku telah putus dengan Rick jadi aku mesti tetap mandiri tidak mesti melulu bergantung dengan Rick.
***
Aku hanya berguling-guling dikasur tercintaku. Aku seperti kucing malas yang hanya mengeliat karena tidak tau akan mengerjakan apa. Tiba-tiba aku teringat akan sepupu Rick yang bernama Ann, bukankah dia datang ke Jakarta untuk berlibur? Ah bagai mana jika aku mengajak dia untuk bermain sebentar, dari pada aku bosan di rumah. Dengan sigap aku mengambil ponselku segera mengirim pesan kepadanya.Tidak menunggu waktu lama untuk pesanku di balas olehnya, dan Ann menyetujui untuk berjalan dengan ku.
Aku segera menganti pakaian ku dan merapikan diriku, aku memilih berpernampilan messysporty dengan celana jeans belel robek disana sini, kaos oblong dengan base ball jacket yang tidak aku resleting, snapback, dan sepatu vans. Entah apa yang membuat aku termotivasi untuk berpenampilan seperti ini, tapi menurutku ini cukup keren.
Aku segera menuju garasi mobilku menghapiri reddy yang terlihat sangat anggun setelah masuk salon untuk perawatan bodynya.Aku mengecek semua persiapan mobilku dan memanasi reddy supaya nanti ketika jalan aku tidak terjadi hal yang tidak mengenakan.
“komplek puri sri wedari, oh oke cukup lah 30 menit kalo gak macet” aku mengecek jam tanganku, sekarang tepat pukul 10.20, aku segera mengirim pesan kepada Ann kalau aku akan tiba sekitar pukul 11.00.
“Annn jam 11an aku sampai”
“oke ka flow :)”
Entah kenapa walaupun hanya emot icon tersenyum rasanya indah sekali seperti melihat Ann tersenyum secara nyata.Ya gadis itu sangat cantik dengan senyumannya.
Aku menyalip beberapa mobil di hadapanku, aku memacu reddy dengan lumayancepat.
“beep…. Beep..bep..” ponselku tiba-tiba bergetar, aku segera mengecek ponsel ku siapa tau itu urgent. ”flow kamu dimana? Main yuk, gua ada voucer timezone nih” ternyata itu pesan dari Muti, aku sangat suka sekali bermain di timezone apa lagi bermain dance dance revolution, itu kesukaan aku sejak aku mulai mengenal timezone sekitar usiaku 10tahun. Aku ingin sekali ikut dengan Muti, tapi janjiku dengan
Ann tidak mungkin aku batalkan begitu saja.
“sorry mut gua ada acara nih, lo jangan ke timezone sekarang, tar gua iri hahaha” aku mencoba membalas pesan Muti dengan ramah
“emg lo ada acara apaan?”
“ini hmn lo tau cewe yang kemaren dating pas acara dinner gua sama Rick kan? Nah itu sepupunya Rick,namanya Ann Rick titip sama gua buat ajak sepupunya main keliling jkt selama liburan”
“kenapa lo gak ajak kita?”
“bukannya gak ngajak tapi gua pikir kalian lagi sibuk buat siapin TO besok”
“ah yasudahlah ngefun yo”
Sepertinya Muti marah kepadaku, dari cara pengiriman pesannya yang tidak seperti biasanya, tapi kan itu bukan salahku, aku hanya tidak mau menganggu mereka, ah sudahlah paling besok mereka baik lagi. Aku mencoba berpikir positif, dan aku kembali befokus memapu reddy supaya segera sampai ke rumah Rick. Sebenarnya selain ingin mengajak Ann bermain ada maksud tersembunyi yang aku pikirkan, aku berharap dengan aku menjemput Ann nantinya akan bertemu dengan Rick, dan semoga Rick bisa kembali suka kepadaku dan mengajak aku balikan, hmn semoga saja
***
Tak kusangka Flow bisa melupakan aku, aku yang selalu ada disaat dia butuh, tetapi dia sama sekali tidak mengingatku. Aku tidak abis pikir bagaimana bisa Flow tiba-tiba bisa dekat dengan adik sepupunya Rick, siapa itu namanya Ann?Ani? Anna? Entahlah, aku tidak menyukai perempuan itu.Aku mengengam voucer timezone itu kuat-kuat dan merobeknya hingga menjadi bagian yang sangat kecil.
Aku mengambil sebatang rokok dari saku celanaku, menghisap lintingan tembakau itu untuk menghilangkan stress yang aku rasakan.
Aku tidak bisa menghentikan kekacauan yang ada di dalam otakku. Aku hanya takut Ann akan sama jahatnya dengan Rick. Dan jika Flow menjemput Ann di rumah Rick aku takut Flow akan semangkin sedih karena bertemu dengan mantan yang masih dia sayang itu, biar bagaimanapun juga aku sahabatnya harus bisa membuat Flow menghentikan meratapi nasibnya yang sudah tidak bersama Rick lagi. Aku segera mengambil ponselku dan menghubungi dua sahabatku.
“kalian sibuk gak?”
“enggak kok, Cuma baca-baca dikit buat siapin TO besok”
“udahlah TO gak akan ngaruh ke nilai UN atau raport kok, jalan yok gua suntuk”
“mau kemana mut?”
“gak tau jalan aja, kalian kerumah gua ya”
“yaudah deh iya iya”
akhirnya mereka mau untuk aku ajak pergi, sebenarnya sih tidak pergi juga, aku hanya akan mengajak mereka ke café di dekat rumah ku dan mengajak mereka untuk menyusun strategi bagaimana cara agar Flow berhenti mengharapkan Rick lagi danFlow bisa kembali ceria seperti dulu.
Tidak lama menunggu kedatangan mereka karena kebetulan rumah kami yang saling berdekatan dan satu komplek juga, aku segera mengajak mereka ke cafe yang menjadi tujuanku.Sesampainya kami dicafe itu kami sepakat untuk memesan ice cream dengan porsi besar agar bisa memakannya secara berbarengan, selain itu supaya kami lebih menghemat pengeluaran.
Aku segera mengutarakan maksud aku mengajak mereka bertemu.
“guys jadi gini kenapa gua ngajak kita ketemuan, kalian ngerasa gak sih Flow semangkin aneh semenjak putus sama Rick?”
“aneh gimana Mut?” Tanya Dita dengan wajah serius.
“ya gitu dia suka benggong sendiri terus udah susah kan buat nongkrong bareng kita?”
“ya mungkin dia lagi mau sendiri, positif aja, Flow udah besar kok” jawab Dinda seenaknya yang dari tadi memengang Gadgetnya. Aku tidak tau apa yang di lakukan Dinda dengan gadgetnya sehingga dia sangat tidak bisa lepas dari Gadgetnya.
“ya tapi kita harus lakuin sesuatu lah, kasian Flow, dia sahabat kita” aku merespon
Dinda dengan nada yang sedikit tinggi “hmn sorry Din gak maksud bentak” aku segera meminta maaf sebelum aku di tegur Dita, dia kalau sudah menasehati bisa berjam-jam, dan aku malas mendengarkannya.
“punya pacar nyata gak asik ya? Di putusin galau haha, mending kaya gua dah”
“yak an lo gak punya pacar Din gimana mau galau coba?” jawab Dita, aku pun memasang wajah penasaran, apa yang dimaksudkan oleh Dinda sebenarnya.
“enak aja gua punya pacar tau, tiga malah haha”
“hah demi apa lu? Cabe banget lo” jawabku sambil terkaget.
“gak cabe pleaseee, iya pacar gua tiga walaupun gak nyata sih haha”
“maksud lo gimana Din?” jawabku Tidak mengerti.
“jadi gini gua main role player, biar gampang sebutnya RP aja ye, nah gua bikin akun artis gitu, fake sih jadi muka sama namanya juga artis, terus follownya juga akun fake artis a.k.a RP”
“lah terus lo pacarannya gimana?” Tanya Dita penasaran sampai-sampai melirik ke Tab Dinda.
“ya pacaran biasa, tapi Cuma sebatas mentionan, dman haha tapi ada juga yang ajak sampe di whatsapp”
“kalo make ava artis sama nama artis kan lo gak tau pacarannya sama siapa” Tanya Dita lagi.
“ginigirls RP itu emang kita gak tau siapa di balik akun itu, ya disitu sih serunya, kita temenan tampa mandang fisik, lagian pacarannya gak beneran kok Cuma sebatas permainan, tapi ada juga yang kebawa dunia nyata, mereka janjian ketemu terus sama-sama cocok jadian deh”
“haha gua gak paham ama jalan pikiran lo din” aku hanya bisa tertawa dengan penjelasan Dinda, bagaimana bisa berteman tetapi kita tidak tau identitas aslinya.
Dan sekarang aku mengerti kenapa Dinda sangat tidak bisa lepas dari gadgetnya, pasti gara-gara RP dan mengurusi ketiga pacar khayalannya.
“eh tapi menurut gua lumayan tuh buat hiburan si flow siapa tau dia bisa lupain Rick lewat main RP.” Tiba-tiba Dinda mencetuskan demikian
“haha gak lah gua gak setuju, gila kali ya Flow di suru main begituan”
“eh gua gak gila ya gara-gara main RP” jawab Dinda dengan wajah cemberut.
“haha gak gila? Tiap hari kerjaannya natap gadget mulu, senyam-senyum sendiri, kadang bikin kita ilfeel tau gak” jawabku sinis.
”apa iya? Emang iya Dit?
“hmn menurut aku sih iya Din hehe sorry aku hanya menyampaikan kenyataan” Dita menjawab dengan sesopan mungkin, mungkin dia takut Dinda menjadi tersinggung.
“hmnnn…” Dinda hanya mengepouts.
Kami semua pun tertawa melihat kelakuan Dinda yang sudah mengambek.
***
Akhirnya aku sampai juga di kediaman Rick, aku segera mengirim pesan kepada Ann untuk segera keluar. Aku membunyikan klakson mobilku sekali sebagai tanda aku sudah di depan gerbang. Tak lama kemudian seorang satpam rumah Rick keluar dan membukakan pintu.Walaupun sudah seminggu lebih aku tidak kerumah Rick tetapi satpam itu tetap menujukan wajah ramahnya kepadaku.Namanya pak Toni, usianya yang tergolong masih mudah sekitar 40tahunan, mendekati kaca mobil dan menyapaku.
“selamat pagi non Flow, tumben pagi-pagi kesini,mau jalan ya sama mas Rick? tapi mas Rick aja masih main basket itu di taman belum mandi pula haha”
“selamat pagi juga pak, ah tidak aku kesini bukan buat ketemu sama Rick pak, hehe”
“loh loh terus sekarang mau ketemu siapa?”
Belum sempat aku menjawab pertanyaan mas Toni, Ann sudah melambaikan tangan kepadaku dari teras rumah Rick.
“ka flowwwwww….” Teriaknya mengeluarkan suara indah yang ia punya. Flow mengenakan rok pendek sekitar 10cm diatas lutut dan mengenakan baju tampa lengan yang memperlihatkan betapa mulus dan terawat kulit yang iya punya. Aku juga melambaikan tangan kepadanya dan melempar senyum hangat kepadanya.Ann segera menghampiri aku dan masuk kedalam reddy.
“nah ini pak saya mau main sama Ann hehe, permisi ya pak” jawabku sesopan mungkin.
“daa daahhhh pak Toni” Ann kembali mengeluarkan teriakannya yang lucu itu sambil sedikit mengeluarkan kepalanya melalu jendela mobil. Aku sedikit tertawa dengan tingkah polos Ann ini.
“Sudah Ann ayo duduk yang bener, tar ketilang polisi loh” aku berusaha membercandai dia. Dia pun menurut dan duduk dengan tenang, kami terdiam beberapa saat. Aku fokus memacu reddy dan berfikir keras mau aku bawa kemana Ann ini. Aku membuka ponselku sambil mencari refrensi kemana aku harus pergi, ketika sedang lampu merah aku berusaha lebih fokus dalam pencarianku.
Setelah mondar-mandir mencari tempat yang asik untuk aku mengajak pergi Ann aku putuskan untuk mengajak dia ke mall taman anggrek, menurutku tidak ada salahnya mengajak dia kesana untuk bermain ice skate walaupun sebenarnya mungkin di Singapore ada tempat bermain ice skate yang lebih baik dari mall taman anggrek.
”ka flow kita mau kemana sih?” setelah terdiam cukup lama karena kita sama-sama sibuk dengan gadget kita akhirnya Ann mengeluarkan pertanyaan.
“oh aku juga binggung nih Ann kita mau kemana, eh tapi kamu suka main ice skating kan?”
“suka sih ka tapi aku gak terlalu bisa hehe” jawab Ann sambil memperlihatkan senyum indahnya itu, sebagai wanita pun aku mengakui betapa manisnya anak ini.
“udah tenang aja, aku akan ajari hehe”
“bener ya ka?”
“iya Ann, oh iya tempatnya sebenernya gak jauh tapi seperti kamu tau ini Jakarta bukan Singapore jadi maklumin ya kalo nanti perjalanannya agak ngebosenin gara-gara macet”
“iya ka tenang aja hehe gak akan sampai 12 jam kan macetnya? Nanti kecantikan aku luntur kalo kelaman nunggu hehehe” jawab Ann sambil mencairkan suasana.
“ya gaklah haha kamu ada-ada saja” jawabku sambil mengelus rambut Ann sebenarnya tidak mengelus juga, agak sedikit membuat rambut indahnya itu berantakan. Terlihat wajah Ann yang kesal karena rambutnya aku usap sehingga membuat tatanannya menjadiberantakan.Ann memajukan bibir tipisnya yang berbalut lip gloss sehingga membuat bibinya sedikit mengkilap, lalu Ann menyilangkan tangannya di depann dadanya dan berpura-pura mendiami ku.Haha terlihat sangat lucu anak ini menurutku.
“ehby the way umur kamu berapa Ann?”
“aku? Masih 16 ka hehe”
“loh aku juga 16, tapi nanti desember tahun ini aku 17 hahaha” jawabku sambil tertawa lepas.
“aku baru bulan lalu ulang tahun ke 16nya hehe, jadi tuaan kaka ya” jawab Ann yang juga tertawa sama lepasnya denganku, tidak terlihat canggung lagi antara aku danAnn.
“etapi jangan panggil kaka deh kita Cuma beda beberapa bulan Ann”
“ah udah enak manggil kaka, lagi pula kaka kan memang tua huuuuuhhhhhhh” jawab Ann dengan tertawa lebih puas berhasil membullyku. Aku hanya bisa ikut tertawa dengannya membuat dia senyaman mungkin dia di dalam reddy sambil menunggu kemacetan yang luar biasa ini berakhir.
***
Sesampainya di mall Taman Anggrek aku dan Ann segera menuju tempat ice skating, dan aku langsung menyewa peralatan untuk bermain.Ann menunggu ku di tempat duduk yang tersedia dari pihak pengelola, Ann terlihat sibuk sekali dengan Gadgetnya. Mungkin dia sedang ngepath untuk pamer ke teman-temannya di Singapore atau apalah, maklum anak jaman sekarang setiap kesuatu tempat pasti langsung update, haha aku tertawa didalam hati.
Setelah mengantri cukup lama akhirnya aku mendapatkan perlengkapannya, segera aku menghampiri Ann karena takut membuatnya bosan karena menungguku terlalu lama.
“Ann maaf ya lama, gak Cuma jalanan yang antri tempat penyewaan juga hehe” sapaku membuat Ann sontak mematikan Gadgetnya.
“oh iya gak papa kok hehe, ayooo ka aku udah gak sabar nih”
“pake ini dulu Ann” kataku sambil meberikan peralatan ice skating kepada Ann. Ann segera mengambil sepasang sepatu ice sakte itu dan aku pun segera memakainya, jujur saja aku pun sudah tidak sabar untuk menikmati lempengan ice itu. Aku menyadari kalau Ann sedikit melirik arah ku, aku hanya perpura-pura tidak menyadari dan tersenyum dalam hati.
“hmnnn ka Flow, sebenernya Ann gak bisa main ice sakting nanti jangan ketawain Ann ya kalau Ann nanti sering jatuh” kata Ann sambil mengeluarkan ekspresi lucunya.Haha dasar anak ini manis sekali.
“gak mau ah aku mau tertawa kencang nanti, kalau perlu ini ponsel aku posisi stand by buat ngerekam kamu jatuh, terus aku kasih liat ke Rick hahaha” jawabku dengan mengeluarkan tertawa jahatku.
“ah kaka jahat banget sih” sekali lagi Ann mengepouts dan itu lucu sekali, aku mencubit pipinya yang sebenarnya tidak begitu cubby malah cenderung tirus.
Setelah kita masuk ke area lempengan es untuk bermain, Ann memegang lenganku.Aku sedikit melirik kepadanya dan menahan tawaku dalam hati.
“buuukkkkk……” terasa tanganku sakit tertarik beban yang cukup berat, Ann terjatuh dan aku pun juga terjatuh karena lempengan es ini sangat licin, aku berusaha berdiri dan membantu Ann untuk berdiri juga, tetapi kita terjatuh lagi untuk kesekian kalinya, dan kita sama-sama tertawa menertawai kebodohan kita.
“Hahaha Ann kamu berat banget sih sampai susah dibuat bangunin kamu”
“Huh enak aja, ini licin tau bukan karna aku yang berat”
“haha iya iya aku bercanda kok” jawabku sabil tersenyum.
Aku berfikkir cepat, akan sulit untuk kita berdiri dengan cara seperti ini, aku melihat sekelilingku dan aku menemukan ide saat melihat pinggir arena ini. Akhirnya aku berdiri sendiri, dan aku menyuruh Ann untuk berjongkok dan kemudian aku menarik tangannya ke pinggir arena, ketika sampai di pinggir arena aku mendapatkan tempat untuk menjadi tumpuanku sehingga Ann bisa berdiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar