Senin, 23 November 2015

Role or Real #1


“udah lah flow galau terus lo” kata dinda setelah seharian melihat flow hanya termenung. Dinda adalah sahabatku sejak kelas 10 SMA, persahabatan kami dimulai sejak kami sering bertemu di angkutan kota dan akhirnya kami tersadar jika rumah kami berdekatan hanya terpisah beberapa blok. selain Dinda aku juga memiliki sahabat bernama Dita dan Mutia. Sama seperti Dinda, perkenalan dengan Dita dan Mutia karena seringnya kami pulang dengan angkutan kota sama.
Aku yang baru saja putus dengan salah satu cowo populer disekolahku, cowo itu bernama Rick, ya Irsyad van rigo entah dari mana nama panggilan Rick itu dia dapatkan, tetapi yang patut kalian ketahui Rick itu sangatlah tampan, dengan wajah sedikit bule karena papienya yang keturunan Belanda, Rick memiliki mata coklat yang indah, dia juga putih dan tinggi. Selain kesempurnaan pada penampilanya yang tampan dia juga memiliki kecerdasan diatas rata-rata, cita-cita Rick yang ingin menjadi sutradara dia buktikan dengan sederet prestasi yang dia dapatkan saat festival film pelajar nasional. Rick juga merupakan ketua MPK di sekolahku, itu yang membuat Rick semangkin terkenal, mulai dari kepala sekolah, para guru dan staff, siswa siswi di sekolahku maupun di sekolah lain, sampai office boy dan satpam serta pendagang di katin pun kenal Rick. Dan yang membuat aku paling bangga dengan rick adalah sifatnya dia yang soleh, walaupun dia keturunan Belanda dia tidak meninggalkan sholat, bahkan untuk sholat dhuha dan puasa senin kamis yang tidak diwajibkan dia tetap melaksanakannya dengan ihkhlas. Rick sosok yang sangat sempurna untukku.

              “Tapi gua sayang rick din, lo bayangin aja gua pacaran sama dia udah 20 bulan, lo tau kan 20 bulan itu bukan waktu yang sebentar? Semuanya udah gua rasain bareng sama dia mau seneng sedih susah udah din udah semuanya” aku semangkin terisak saat dinda menenangkan aku.
“Gua tau flow apa yang gua rasain gua paham banget, tapi kan lo nangis kaya gini gak akan merubah keadaan” sahut dinda sambil mengusap lembut pipiku.
            “Tapi ya gak masuk akal aja masa cuma karena gua mau ujian mesti putus?” Aku menangis semangkin kencang hampir berteriak.
          “Ya lo ambil positifnya aja flow, mungkin dia mau lo sukses UNnya dia mau lo dapet universitas yang lo idamin” Dita pun ikut berceloteh sambil mengusap punggungku.
             “Yaelah flow gua aja dari dulu single biasa aja, malah ini enaknya single bisa lebih fokus sama tujuan hidup, terus gak akan nih ngalamin yang namanya galau macem lo gini” mutia menceramahi.
             Mutia memang tidak pernah merasakan yang namannya jatuh cintandi kehidupannya bisa dibilang 80% dia gunakan untuk belajar.
             “Sssssttt udah udah jangan di ceramahin flownya kasian,kalian sebagai temen hibur dia kek biar dia lupa sama galaunya” kata dinda mencairan suasana.
            “Udah yuk flow kita ngeDDR aja gua yang traktir” kata dita sambil menarik tangan flow.
                                                            ***
 Aku berusaha untuk berdiri, mengumpulkan segenap usahaku dengan berpegangan pada tepi tempat tidurku, aku menatap ke luar melalui jendela kamarku. “Sudah hari ketiga gumam ku perlahan. Sejak aku di putuskan rick entah kenapa seperti hidup ku tidak sesemangat dulu, terasa hampa di setiap sudutnya.
          Terdengar ketukan pintu pelan dan diringi suara pintu di buka perlahan, aku refleks membalikan badanku.
“Non kamu belum makan loh sudah tiga hari malah, makan dulu non nanti non sakit bisa di marahi maminya non nanti” kata bu Dewi sambil perlahan masuk dengan membawa satu piring spaghetti dan satu gelas susu.
 “Ibu masakin spaggetti kesukaan non nih dengan double keju non pasti suka” lanjutnya sambil meletakan makanan tersebut di meja sebelah tempat tidur ku. Aku tidak bergeming untuk meresponnya aku hanya diam seribu bahasa, aku membalikan badanku dan kembali mentap keluar jendela. Karena aku tidak merespon bu Dewi, dia perlahan pergi untuk meninggalkan kamarku.
“Ibu…” ucapku memecahkan keheningan.
“iya non ada apa?” ibu Dewi menghentikan langkahnya dan menunggu responku selanjutnya.
“Mami semalam pulang? apa papi menelpon dan memberikan pesan untuk ku?”
“maminya non semalam pulang saat non sudah tertidur tidur, papi non belum memberikan kabar munkin sedang sibuk dengan tugasnya non”
      Ah.. seperti biasa mereka jarang sekali dirumah. Papiku yang merupakan karyawan swasta perusahaan konstruksi jepang membuatnya sangat sibuk. Banyak proyek yang dia kendalikan, di dalam maupun diluar negri. Ketika sedang bertugas di luar daerah atau di luar negri biasanya dia pulang setahun dua kali.Dengan jatah cuti yang hanya 12hari bisa kalian bayangkan bagaimana hubungan aku dan ayahku. Dan begitu juga dengan mami ku. Dia yang seorang business woman juga menyita waktunya. Sebagai seorang owner sebuah cafe di daerah Kemang membuatnya selalu berangkat ketika aku masih terlelap dan baru pulang kembali saat aku sudah tertidur, aku memakluminya karena jarak antara Cibubur dan Kemang yang cukup jauh. Aku juga mempunyai seorang adik laki-laki, dia bernama titus. Saat ini dia masih berusia empat tahun dan masih playgroup. Karena jarak kami yang cukup jauh terpaut 12 tahun membuat aku dan adikku tidak akrab. Aku selalu merasa kesepian saat berada dirumah. Hanya ibu Dewi yang setia menemaniku dirumah. Bu Dewi merupakan tangan kanan mamiku untuk menghandle semua yang ada dirumah saat mami tidak sedang berada dirumah, dia sudah mengabdi kepada keluargaku saat aku masih bayi, itulah sebabnya aku menggangap dia sebaga ibu kedua ku setelah mami. saat rick menjadi pacarku setidaknya ada yang mengisi kekosongan hariku. Tapi kini rick sudah pergi meninggalkan ku dengan alasan yang tidak begitu aku mengerti.
                                                     ***
           Sebagai pasangan yang cukup famous di sekolah, aku terlalu takut akan banyaknya orang-orang yang kepo dengan apa yang terjadi antara aku dan rick, aku takut mereka akan menaruh kasian kepadaku. Aku bukanlah tipikal perempuan yang suka di kasihani, sewatu aku masih berpacaran dengan rick, rick sempat marah kepadaku karena sifat ku yang terlalu mandiri. Menurutku selama hal tersebut masih sepele seperti pulang sendiri ataupun ke kantin sendiri itu masih hal yang wajar. Tapi aku tidak tau apa yang ada di pikiran rick. Yang ada di pikiranku sekarang bagaimana aku dapat menjawab pertanyaan para manusia kepo itu dan bagaimana aku berusaha untuk memanipulasi wajahku ini agat tidak terlihat seperti orang yang sangat depresi.
         Aku berjalan perlahan menyusuri koridor sekolahku walaupun sedikit gelap akibat mendung dan matahari enggan untuk menunjukan sinarnya, sepertinya bumi pun menyadari apa yang aku rasakan sekarang, koridor sekolah mulai ramai, maklum saja sekarang pukul 06.00 pagi dan pukul 06.15 kita harus berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Dengan enggan aku melangkahkan kakiku menuju kelas terujung, ya kelas ku disana di sudut paling akhir bangunan sekolah ini.    
         “Flowwwwwwwww ada gosip kalo lo putus sama rick ya? Itu beneran? Please bilang itu cuma hoax”  tiba tiba karin mengejar ku dan hampir menabrakku. Karin adalah salah satu teman baikku di organisasi. Kami sama-sama bergabung di OSIS, sifatnya yang kepo maniak membuatnya masuk kedalam divisi jurnalistik. Aku hanya tersenyum membalas pertanyaan karin.
“Flow bilang ke gua lo gak putus kan?” Suara karin meninggi,
“woles woy udah konferensi persnya nanti aja udah mau upacara noh, tar lu kena ama guru bp bahaya, malu maluin osis aja lu hahaa” jawab ku seenaknya sambil lati meniggalkan karin.
 “Ah ngeselin lo” karin pun melanjutkan langkah kakinya menuju lapangan upacara.
       Mungkin sekarang aku bisa selamat dari karin si wartawan, tetapi mungkin hanya hari ini aku selamat dari karin. Ada ratusan orang seperti karin di sekolah ini. Berita putusnya aku dan rick adalah berita yang sangat di tunggu-tunggu oleh para fans rick. Ya rick mempunyai banyak fans, seperti aku bilang sebelumnya dengan penampilannya yang sempurna dan kecerdasaannya diatas rata-rata siapapun pasti ingin menjadi pacar rick.
                                                                     ***
             Detak jam terdengar di tengah kesunyian. Semua siswa dikelasku hanya mematung melihat ke arah papan tulis, entah apa yang mereka pikirkan, mungkin sebagian dari mereka yang tergolong anak anak jenius menikmati keheningan seperti ini, mereka menjadi leluasa untuk berfikir. Tapi untuk anak yang rata-rata sampai yang bodoh sepertiku pasti memilih diam karena tidak ingin memunculkan gerak gerik mencurigakan lalu di panggil kedepan untuK mengerjakan soal. Jujur saja mata pelajaran ini yang paling aku tidak suka, karena aku lemah sekali dalam hal penalaran, diantara aku dan teman-temanku akulah yang paling lemot, dan terkadang mereka menaruh kesal kepadaku untuk semua tingkah bodohku. Selain itu alasan aku tidak menyukai mata pelajaran ini, karena gurunya yang sangat killer.
“Beeep bep beeep….” Aku mendengar suara handphone ku bergetar. Segera aku mengeceknya. Dengan gerakan ekstra cepat, karena aku tidak ingin mengambill resiko posel ku tersita oleh guru killer itu. Karena menurut kabar burung yang ku dengar jika ada sesuatu yang disita oleh beliau, beliau tidak segan untuk memusnahkannya sebagai api unggun saat acara campingakhir tahun.                                     “Meet up at black romantic 7 pm , dont be late. Take care your self”  Tak      kusangka, ternyata rick yang mengirim pesan itu. Hampir saja aku histeris jika tidak ingat ini masih jam pelajaran. Rick tidak tidak hanya sebatas mengirim pesan, tapi dia juga mengajakku untuk bertemu malam ini. Pikiranku menerawang kepertemuanku nanti malam dengan rick. Aku membayangkan rick akan        mengajakku makan malam yang romatis lalu ia akan mengajakku balikan. Jujur saja aku masih mengharapkan rick, walaupun sudah tepat seminggu aku putus dengannya. Sedikit berharap tentu boleh saja.
                “Wooiiiii melamun mulu pantes hamster gua mati” tiba-tiba Dita membuyarkan semua lamunanku.
“Astagaaaaaa…. Dita lo apa-apan sih, gua jantungan nih. Lagi apa hubunganya sama kematian almarhum hamster lo hah?” Jawabku sambil menabok pelan badannya.
 “Sorry-sorry abisan lo gua teriakin gak nengok-nengok” “Eh lu kok jalan-jalan? Tar diomelin sama miss J, ini kan masih jam dia” sautku memotong pembicaraan Dita.
“Hahaha aduuh flow ini udah jam istirahat kali. Makannya jangan bengong gitu, komuk lo tablo banget tau gak? Hahaha.”
          “Ah jahat lu muka cute begini dibilang tablo” kataku sambil manyun. “Bay the way muti sama dinda mana?”
             “Udah caw kenkantin dari tadi shaggy, manggilin princess galau macam lo susah ye, udah yuk ah cabut, susul mereka”
                                                                 ***
                “Whatttttt? Seriusan lo rick ngajak ketemuan?” Kantin yang tadinya bising dengan polusi suara dari pengunjungnya mendadak hening karena teriakan super maut Muti.
“Stttttttt berisik banget sih lo, banyak orang disini” Dinda langsung dengan cepat menutup mulut Muti yang volume suaranya tidak bisa ia kontrol. Itu memang kebiasaan buruk Muti yang selalu ia keluarkan saat histeris.
 “Hooh” jawabku pelan
 “terus lo jawab apa flow?”selidik Dinda.
 “Belum gua bales sih, tadi di kelas lagi pelajaran miss J, bisa gawat kalo hp kesita”
 “sini sini hp lo biar gua yang bales” Muti langsung merampas ponselku tampa permisi.
             “Flow nanti malam kita gak bakal biarin lo pergi sendirian, tenang kita akan jaga batas aman jadi gak akan ganggu dinner kalian” tiba tiba dita mencetus kan kalimat seperti itu.
 “Eh biarin aja sih jangan ganggu privasi mereka,mereka tuh lagi berusaha perbaikin hubungan” sanggah Muti tidak setuju.
 “Bukannya begitu, gua cuma takut aja flow nanti kenapa kenapa, setidaknya flow teman kita. Kita harus melindungi flow dari apapun”

 “udah udah gak usah debat kalian boleh ikut kok, tapi sebelumnya kalian kerumah gua dulu ya, make over gua jadi princess heheh” jawab ku dengan tidak bersalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar